Kamis, 28 Januari 2016

SELAYANG PANDANG SEJARAH TARUNG DERAJAT KOTA MALANG

Tarung Derajat kota Malang mulai berkembang sejak tahun 1990an dengan pelatih Ir. Elya Wibawa (Kang Elly), kemudian Tarung Derajat kota Malang sempat vakum pada awal tahun 2000an dikarenakan pelatih Kang Elly harus pindah ke daerah asal beliau "Pulang Kampung" dan para kader yang beliau kaderisasi harus balik kanan ke daerah masing-masing karena sebagian besar kader pelatih berasal dari luar kota Malang.
Pada awal tahun 2009 Tarung Derajat kota Malang mencoba bangkit kembali dengan pelatih yang sama yaitu Kang Elly dibantu oleh dua kader pelatih yaitu kang Lalu Juanda (Kang Chiplok) dan Muhammad Khairul Hidayat (Kang Dayat) dengan Pusat Latihan Tarung Derajat ialah di Satuan Latihan (Satlat) ITN kampus I.
Setelah Kang Elly menyelsaikan studinya S2 di Surabaya, beliau harus meninggalkan lagi kota Malang untuk kedua kalinya dan mengabdi di tanah kelahirannya. Kemudian jejak beliau diteruskan oleh dua orang yang beliu kader untuk mengembangkan Tarung Derajat di kota Malang khususnya dan Malang Raya umumnya.
Selanjutnya pada tahun 2010, dibuka Satlat baru yang bertempat di Kumdam V Brawijaya Rampal atau disebut Satlat Kumdam. Pada tahun 2013 kembali dibuka satlat baru yaitu di Universitas Brawijaya dan pada tahun 2014 dibuka Satlat Universitas Kanjuruhan, namun dikarenakan pelatih Satlat Kanjuruhan Inovensius Jehartu (kang Nino) telah menyelsaikan studinya dan harus balik ke kampung halamannya untuk mengembangkan daerahnya maka dalam beberapa waktu ini satlat Universitas Kanjuruhan divakumkan hingga nanti ada pelatih pengganti.
Pada pertengahan tahun 2015 Tarung Derajat kota Malang berhasil menjalin kerja sama dengan pihak sekolah SMK 3 PGRI kota Malang untuk dapat melatih dan mengembakan Tarung Derajat di sekolah tersebut. Latihan perdana Satlat SMK 3 PGRI dimulai pada hari Jum'at 18 September 2015.





Seiring berjalannya waktu maka pada 27 Januari 2016 Satlat Kumdam dipindah latihannya ke Museum Brawijaya (jl. Ijen 25 A), perpindahan ini diharapkan mampu memasyarakatkan Tarung Derajat di kota Malang, karena lokasi museum Brawijaya yang strategis berada di tengah-tengah kota Malang.